BAB
III
PROGRAM
BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANNYA
A. Program bimbingan di sekolah
Program bimbingan berisi rencana
kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan
konseling. Winkel (1991) menjelaskan bahwa program bimbingan merupakan suatu
rangkaian kegiatan terncana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu.
1. Pengertian
program bimbingan
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh
Gipson dan Mitchell (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program
yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam
mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut 2 faktor, yaitu :
1. Faktor pelaksana yang berkaitan dengan kelngkapan metode, bentuk layanan,
siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu
ahmadi,1977)
2. Langkah langkah penyusunan program
bimbingan
Langkah-angkah penyusunan program bimbingan yang
urutannya cukup sederhana, yaitu :
a) Mengidentififikasi kebuthan –kebutuhan
sekolah terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan bimbingan.
b) Setelah data
terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan
dilakukan, dan sekaligus menyusun konsep bimbingan yang akan dilakukan dengan
kurun waktu tertentu.
c) Konsep program
bimbingan dibahas bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang personel
sekolah untuk memperoleh balikan guna penyempurnaan program tersebut.
d) Penyempurnaan konsep rogram yang telah
dibahas bersama kepala sekolah.
e) Pelaksanaan program
yang telah direncanakan.
f) Setelah program dilaksanakan, perlu
diadakan evaluasi.
g) Dari hasil evaluasi program tersebiu
keudian dilakukan penyempurnaan revisi untuk program berikutnya.
3. Variasi program bimbingan menurut
jenjang pendidikan
Layanan bimbingan dan konseling disekolah seharusnya
diaksanakan secara terus menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman
kanan-kanak) samapai jenjand pendidikan tertinggi (perguruan tinggi). Secara
ideal kegiatan tersebut seharusnya beekesinambungan. Meskipun demikian layanan
bimbingan tersebut mempunyai penekanan yang berbeda-beda untuk setiap jenjang
pendidikan. Hal ini mengingat kebuthan dan perkembangan anak untuk setiap
jenjang pendidikan juga berbeda.
4. Tenaga bimbingan disekolah beserta fungsi
dan peranannya
Pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah menjadi
tanggung jawab bersam antara personel sekolah, yaitu : kepala sekolah,
guru-guru, wali kelas. Dan petugas lainnya (Rochman Natawidjaja dan moh. Surya
1985). Kegiatan bimbingan mencangkup banyak aspek dan saling kait mengait,
sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi
tanggung jawab konselor saja.
5. Struktur organisasi bimbingan dan
konseling di sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakn bahwa
kepala sekolah berperan langsung sebagai koordinator bimbingan dan berwenang
untuk menentukan garis kebijaksanaan bimbingan, sedangkan konselor merupakan
pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
6. Mekanisme Implementasi program
bimbingan dan konseling di sekolah
Konselor beserta personal lainnya perlu memperhatikan
komponen kegiatan sebagai berikut :
a) Komponen
pemrosesan data
Kegiatan
layanan bimbingan dan konseling meliputi bebebrapa aspek, yaitu :
1. Pengumpulan
data
2.
Pengklasifikasian
3.
Pendokumentasian
4. Penyimpanan
5. Penyediaan
data yang diperlukan
6. Penafsiran.
b) Komponen kegiatan pemberian informasi
Kompenen ini
terdiri dari : 1. Pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa baru. 2.
Pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang di pandang
memerlukannya. 3. Pemerian informasi jabatna kepada siswa yang diperkirakan
tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang ke lebih tinggi. 4. Pemberian
informasi lanjutan.
c) Komponen kegiatan konseling
Konseling
dilakukan terhadap siswa yang mengelami masalah yang sifatnya lebih pribadi.
Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan, perlu
diaihkan kepada pihak lain yang lebih ahli.
d) Komponen pelaksana
Pelaksanaan
jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru bidang
studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan peranannya
masing-masing.
e) Komponen
metode/alat
Alat yang
dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu dapat berupa :
tes psikologi, tes hasil belajarm dokumen, angket, kartu pribadi, brosur atau
poster, konseling, dan sebagainya.
f) Komponen waktu kegiatan
Jadwal kegiatan
layanan dapat dilakukan pada awal tahun ajaran, secara periode, bilamana peru
(insidental), akhir masa sekolah, awal semester atau waktu lain tergantung dari
jenis atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
g) Komponen sumber data
Data yang
diperlukan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan, guru, orang tua,
teman2, sekolah, masyarakat, ataupun instansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar