WeLCoME

Dibalik sebuah pertanyaan pasti akan ada jawaban.

Kamis, 25 April 2013

BAB III PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANNYA Part I


BAB III
PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANNYA

 
A.  Program bimbingan di sekolah
Program bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling. Winkel (1991) menjelaskan bahwa program bimbingan merupakan suatu rangkaian kegiatan terncana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
1.   Pengertian program bimbingan
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut 2 faktor, yaitu : 1. Faktor pelaksana yang berkaitan dengan kelngkapan metode, bentuk layanan, siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu ahmadi,1977)
2.   Langkah langkah penyusunan program bimbingan
Langkah-angkah penyusunan program bimbingan yang urutannya cukup sederhana, yaitu :
a)   Mengidentififikasi kebuthan –kebutuhan sekolah terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan bimbingan.
b)   Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, dan sekaligus menyusun konsep bimbingan yang akan dilakukan dengan kurun waktu tertentu.
c)   Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang personel sekolah untuk memperoleh balikan guna penyempurnaan program tersebut.
d)   Penyempurnaan konsep rogram yang telah dibahas bersama kepala sekolah.
e)   Pelaksanaan program yang telah direncanakan.
f)   Setelah program dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi.
g)   Dari hasil evaluasi program tersebiu keudian dilakukan penyempurnaan revisi untuk program berikutnya.
3.   Variasi program bimbingan menurut jenjang pendidikan
Layanan bimbingan dan konseling disekolah seharusnya diaksanakan secara terus menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanan-kanak) samapai jenjand pendidikan tertinggi (perguruan tinggi). Secara ideal kegiatan tersebut seharusnya beekesinambungan. Meskipun demikian layanan bimbingan tersebut mempunyai penekanan yang berbeda-beda untuk setiap jenjang pendidikan. Hal ini mengingat kebuthan dan perkembangan anak untuk setiap jenjang pendidikan juga berbeda.
4.   Tenaga bimbingan disekolah beserta fungsi dan peranannya
Pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah menjadi tanggung jawab bersam antara personel sekolah, yaitu : kepala sekolah, guru-guru, wali kelas. Dan petugas lainnya (Rochman Natawidjaja dan moh. Surya 1985). Kegiatan bimbingan mencangkup banyak aspek dan saling kait mengait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
5.   Struktur organisasi bimbingan dan konseling di sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakn bahwa kepala sekolah berperan langsung sebagai koordinator bimbingan dan berwenang untuk menentukan garis kebijaksanaan bimbingan, sedangkan konselor merupakan pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
6.  Mekanisme Implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah
Konselor beserta personal lainnya perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut :
a)   Komponen pemrosesan data
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling meliputi bebebrapa aspek, yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Pengklasifikasian
3. Pendokumentasian
4. Penyimpanan
5. Penyediaan data yang diperlukan
6. Penafsiran.
b)   Komponen kegiatan pemberian informasi
Kompenen ini terdiri dari : 1. Pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa baru. 2. Pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang di pandang memerlukannya. 3. Pemerian informasi jabatna kepada siswa yang diperkirakan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang ke lebih tinggi. 4. Pemberian informasi lanjutan.
c)   Komponen kegiatan konseling
Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengelami masalah yang sifatnya lebih pribadi. Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan, perlu diaihkan kepada pihak lain yang lebih ahli.
d)   Komponen pelaksana
Pelaksanaan jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing.
e)   Komponen metode/alat
Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu dapat berupa : tes psikologi, tes hasil belajarm dokumen, angket, kartu pribadi, brosur atau poster, konseling, dan sebagainya.
f)   Komponen waktu kegiatan
Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun ajaran, secara periode, bilamana peru (insidental), akhir masa sekolah, awal semester atau waktu lain tergantung dari jenis atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
g)   Komponen sumber data
Data yang diperlukan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan, guru, orang tua, teman2, sekolah, masyarakat, ataupun instansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar