BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Perkembangan dan
perubahan sosial budaya sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia saat ini,
terutama dengan adanya era globalisasi. Perkembangan dan perubahan tersebut
akan mengakibtkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan, dan pola yang
dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut.
Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal mempunyai peranan yang penting dalam usaha mendewasakan
siswa. Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri serta masalah
belajar.
Disekolah siswa
dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang sama, akan tetapi
hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, dan malas dalam belajar,
kentyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, sebab
melalui kegiatan bimbingan dan konseling perbedaan individu merupakan faktor
layanan.
Penyesuaian diri
merupakan kelanjutan perubahan individu. Bila individu dapt memenuhi kebutuhan
tersebut dan ditunjang oleh lingkungan yang konduksif maka individu
dapatmenyesuaikan diri tanpa mengalami masalah.
Individu yang sedang
belajar dipngaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dalam diri ataupun
luardiri mereka. Faktor dalam maupun luar individu dapat menimbulkan masalah
belajar bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.
Apa fungsi dari adanya Bimbingan dan
Konseling?
3.
Apa tujuan dari adanya Bimbingan dan
Konseling ?
4.
Apa sebenarnya tujuan program Bimbingan
disekolah itu?
1. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan
Konseling.
2.
Untuk mengetahui fungsi dari adanya Bimbingan
dan Konseling.
3.
Untuk mengetahui tujuan dari adanya Bimbingan
dan Konseling.
4.
Untuk mengetahui tujuan program Bimbingan
disekolah itu
BAB
II
BIMBINGAN
DAN KONSELING
A. Pengertian bimbingan dan konseling
1. Pengertian
Banyak ahli yang mencoba untuk merumuskan pengertian
bimbingan dan konseling dari Jones(1963), Rochman nata widjaja(1978), Bimo
walgito(1982:11). Dan dari beberapa ahli maka dapat dirumuskan bahwa bimbingan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan, suatu proses membantu individu,
bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan
dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuannya/ potesinya,
kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami
keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan.
Definisi atau pengertian Bimbingan
menurut para ahli
- Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
- Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
- Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
- Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat.
- Menurut Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai "The help given by one person to another in making choices and adjustment and in solving problems". Pengertian bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Sofyan S. Willis 2009:11).
- Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
- Menurut Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35).
- Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).
Sedangkan Definisi
Konseling Menurut Para Ahli sebagai berikut :
- Menurut Berdnard & Fullmer ,1969, Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut.
- Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya.) dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.
- Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
- Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
- Menurut Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone,1974, konseling merupakan interaksi yang(a)terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ;(b)terjadi dalam suasana yang profesional (c)dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien
Jadi disini saya simpulkan bahwa
pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan
oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal
mungkin secara mandiri.
2. Pengertian
konseling
Berdasarkan pendapat bayak tokoh dapatlah dikatakan bahwa
kegiatan konseing itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (a) Pada umumnya
dilaksanakan secara individual.(b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu
perjumpaan tatap muka. (c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang
ahli. (d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien.
B. Peranan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan
di sekolah
Kegiatan ini dilakukan melalui layanan
secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan
kemampuannya secara penuh (Mortensen & Schemuller, 1969).
Lundquist dn chamely yang dikutip oleh
belkin, 1981 menyataan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru dalam hal :
1. Mengembangkan dan memperluas
pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan
profesinya sebagai guru.
2. Mengembangkan wawasan guru bahwa
keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
3. Mengembangkan sifat yang lebih
positif agar proses belajar siswa lebih efektif
4. Mengatasi masalah-masalah yang
ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
C. Tujuan Bimbingan di sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975, buku
III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan disekolah adalah membantu siswa:
1. Mengatasi kesulitan dalam belajar,
sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
2. Mengatasi terjadinya kebiasaan yang
dilakukan baik yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan
dalam hubungan sosial.
3. Mengatasi kesulitan yang
berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4. Mengatasi kesulitan yang berkaitan
dengan kelanjutan studi.
5. Mengatasi kesulitan yang berhubungan
dengan perencanaan dan memiliki jenis pekerjaan seteah mereka tamat.
6. Mengetasi kesulitan yang berhubungan
dengan maslah sosial emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang
bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga,
dan lingkungan yang lebih luas.
D. Peranan Bimbingan dan konseling dalam
pembelajaran siswa
1. Bimbingan belajar
Bimbingan ini
dimaksudkan untuk mengatasi masalh-masalah yang berhubungan dengan kegiatan
belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. Bimbingan ini antara lain :
a) Cara belajar, bak
belajar secara kelompok ataupun individual.
b) Cara bagaimana
merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
c) Efisien dalam
menggunakan buku-buku pelajaran.
d) Cara mengatasi kesulitan
yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
e) Cara, proses dan prosedur
tentang mengikuti pelajaran.
2. Bimbingan
sosial
Bimbingan sosia
ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah
suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan
sosial ini dimaksudkan untuk
a) Memperoleh kelompok
belajar dan bermain yang sesuai
b) Membantu memperoleh
persahabatan yang sesuai
c) Membantu mendapatkan
kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.
Disamping itu,
bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri
terhadap teman sebayanya baik disekolah maupun diluar sekolah.
3. Bimbingan dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi
Bimbingan ini
dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi, yang
dapat menganggu kegiatan belajarnya.
E. Landasan
Bimbingan dan Konseling
Menurut Winkel (1991) landasan-landasan
itu adalah sebagai berikut :
a) Bimbingan
selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan
mempunyai potensi untuk berkembang.
b) Bimbingan
berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu.
c) Kegiatan
bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang
dibimbing.
d) Bimbingan berlandaskan
pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia
yang mempunyai hak-hak asasi (human rights)
e) Bimbingan
adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang
ilmu yang berkaitan denga pemberian bantuan psikologis.
f) Pelayanan
ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
g) Bimbingan
merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus,
berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
F. Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan
dan konseling di sekolah
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah
landasan teori yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan dan konselin, agar
layanan tersebut dapat lebih terarah dan berlangsung dengan baik.
1. Prinsip-prinsip
Umum
Prinsip-prinsip
umum antara lain :
a) Dalam pemberian
layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi
timbulnya masalah tersebut.
b) Perlu dikenal
dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
c) Program bimbingan harus sesuai dengan
program pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
2. Prinsip-prinsip
yang berhubungan dengan individu yang dibimbing.
a) Layanan
bimbingan harus diberikan kepada semua siswa.
b) Harus ada kriteria untuk mengatur
prioritas layanan kepada siswa tertentu.
c) Program
bimbingan harus berpusat pada siswa. Program yang disusun harus didasarkan atas
kebutuhan siswa.
d) Layanan
bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan
secara serba ragam dan serba luas.
e) Individu yang
mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri
3. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan individu yang memberikan bimbingan.
a) Konselor disekolah
dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan
kemampuannya.
b) Konselor harus
dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai
latihan penataran.
c) Konselor harus
menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang
dibimbingnya.
d) Konselor
hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tekhnik yang tepat dalam
melakukan tugasnya.
e) Konselor
hendaknya memperhatikan dan menggunakan hsil penelitian dalam bidang : minat,
kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum
sekolah yang bersangkutan.
4. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan.
a) Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan
b) Dalam pelaksanaan bimbingan harus
tersedia kartu pribadi bagi setiap individu (siswa).
c) Program
bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan
d) Pembagian waktu harus diatur untuk
setiap petugas secara baik.
e) Kepala sekolah
memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan bimbingan.
G. Asas-asas bimbingan dan konseling
Asas adalah segala hal yang seharusnya
dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan dalam kegiatan
atau layanan bimbingan konseling menurut prayitno (1982) ada beberapa asa yang
perlu diperhatikan yaitu :
1. Asas kerahasiaan
2. Asas keterbukaan
3. Asas kesukarelaan
4. Asas kekinian
5. Asas kegiatan
6. Asas kedinamisan
7. Asas
keterpaduan
8. Asas
kenormatifan
9. Asas keahlian
10. Asas alih
tangan
11. Asas Tut Wuri
Handayani
H. Orientasi layanan bimbingan dan konseling
Layanan bibingan hendaknya berfokus
atau berorientasi pada perkembangan individu dari segi lain, Prayitno (1982)
menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling seharusnya berorientasi pada
masalah-masalah yang dihadapi oleh klienpada saat ia berkonsultasi. Berdasarkan
pendapat – pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling hendaknya menekankan pada : (a). Orientasi individual,(b). Orientasi
perkembangan siswa dan(c). Orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.
I. Kode etik bimbingan dan konseling
Untuk menyatukan pandangan tentang kode
etik jabatan berikut ini dikemukakan suatu rumusan dari Winkel (1992):”kode
etik jabatan ialah pola ketentuan /aturan /tata cara yang menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar