WeLCoME

Dibalik sebuah pertanyaan pasti akan ada jawaban.

Kamis, 25 April 2013

Makalah Profesi Keguruan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan perubahan sosial budaya sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia saat ini, terutama dengan adanya era globalisasi. Perkembangan dan perubahan tersebut akan mengakibtkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan, dan pola yang dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan yang penting dalam usaha mendewasakan siswa. Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri serta masalah belajar.
Disekolah siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang sama, akan tetapi hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat,  dan malas dalam belajar, kentyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, sebab melalui kegiatan bimbingan dan konseling perbedaan individu merupakan faktor layanan.
Penyesuaian diri merupakan kelanjutan perubahan individu. Bila individu dapt memenuhi kebutuhan tersebut dan ditunjang oleh lingkungan yang konduksif maka individu dapatmenyesuaikan diri tanpa mengalami masalah.
Individu yang sedang belajar dipngaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dalam diri ataupun luardiri mereka. Faktor dalam maupun luar individu dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.      Apa fungsi dari adanya Bimbingan dan Konseling?
3.      Apa tujuan dari adanya Bimbingan dan Konseling ?
4.      Apa sebenarnya tujuan program Bimbingan disekolah itu?


1.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling.
2.      Untuk mengetahui fungsi dari adanya Bimbingan dan Konseling.
3.      Untuk  mengetahui tujuan dari adanya Bimbingan dan Konseling.
4.      Untuk mengetahui tujuan program Bimbingan disekolah itu


BAB II
BIMBINGAN DAN KONSELING

A.  Pengertian bimbingan dan konseling
1.      Pengertian
Banyak ahli yang mencoba untuk merumuskan pengertian bimbingan dan konseling dari Jones(1963), Rochman nata widjaja(1978), Bimo walgito(1982:11). Dan dari beberapa ahli maka dapat dirumuskan bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, suatu proses membantu individu, bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuannya/ potesinya, kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungan.

Definisi atau pengertian Bimbingan menurut para ahli
  • Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
  • Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
  • Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
  • Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat.
  • Menurut Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai "The help given by one person to another in making choices and adjustment and in solving problems". Pengertian bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Sofyan S. Willis 2009:11).
  • Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
  • Menurut Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35). 
  • Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).
Sedangkan Definisi Konseling Menurut Para Ahli sebagai berikut :
  • Menurut Berdnard & Fullmer ,1969, Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut.
  • Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya.) dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.
  • Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
  • Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
  • Menurut Pepinsky 7 Pepinsky ,dalan Shertzer & Stone,1974, konseling merupakan interaksi yang(a)terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ;(b)terjadi dalam suasana yang profesional (c)dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien
Jadi disini saya simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri.


2.      Pengertian konseling
Berdasarkan pendapat bayak tokoh dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseing itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual.(b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka. (c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli. (d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.

B.   Peranan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan di sekolah
Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen & Schemuller, 1969).
Lundquist dn chamely yang dikutip oleh belkin, 1981 menyataan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru dalam hal :
1.   Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
2.   Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
3.   Mengembangkan sifat yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif
4.   Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

C.   Tujuan Bimbingan di sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975, buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan disekolah adalah membantu siswa:
1.   Mengatasi kesulitan dalam belajar, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
2.   Mengatasi terjadinya kebiasaan yang dilakukan baik yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3.   Mengatasi  kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4.   Mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5.   Mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan memiliki jenis pekerjaan seteah mereka tamat.
6.   Mengetasi kesulitan yang berhubungan dengan maslah sosial emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

D.  Peranan Bimbingan dan konseling dalam pembelajaran siswa
1.   Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalh-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. Bimbingan ini antara lain :
a)      Cara belajar, bak belajar secara kelompok ataupun individual.
b)      Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
c)      Efisien dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
d)      Cara mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
e)      Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.
2.   Bimbingan sosial
Bimbingan sosia ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk
a)      Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
b)      Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
c)      Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.
Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik disekolah maupun diluar sekolah.
3.   Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi, yang dapat menganggu kegiatan belajarnya.

E.   Landasan Bimbingan dan Konseling
Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut :
a)   Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.
b)   Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu.
c)   Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing.
d)   Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights)
e)   Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan denga pemberian bantuan psikologis.
f)   Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
g)   Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

F.   Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan konseling di sekolah
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah landasan teori yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan dan konselin, agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan berlangsung dengan baik.
1.   Prinsip-prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum antara lain :
a)   Dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
b)   Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
c)   Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
2.   Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing.
a)   Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa.
b)   Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.
c)   Program bimbingan harus berpusat pada siswa. Program yang disusun harus didasarkan atas kebutuhan siswa.
d)   Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas.
e)   Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri
3.   Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang memberikan bimbingan.
a)   Konselor disekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
b)   Konselor harus dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai latihan penataran.
c)   Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya.
d)   Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tekhnik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
e)   Konselor hendaknya memperhatikan dan menggunakan hsil penelitian dalam bidang : minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4.   Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan.
a)   Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan
b)   Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu (siswa).
c)   Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan
d)   Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.
e)   Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan bimbingan.



G.  Asas-asas bimbingan dan konseling
Asas adalah segala hal yang seharusnya dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang memuaskan dalam kegiatan atau layanan bimbingan konseling menurut prayitno (1982) ada beberapa asa yang perlu diperhatikan yaitu :
1.    Asas kerahasiaan
2.    Asas keterbukaan
3.    Asas kesukarelaan 
4.    Asas kekinian
5.    Asas kegiatan
6.    Asas kedinamisan
7.    Asas keterpaduan
8.    Asas kenormatifan
9.    Asas keahlian
10. Asas alih tangan
11. Asas Tut Wuri Handayani

H.  Orientasi layanan bimbingan dan konseling
Layanan bibingan hendaknya berfokus atau berorientasi pada perkembangan individu dari segi lain, Prayitno (1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling seharusnya berorientasi pada masalah-masalah yang dihadapi oleh klienpada saat ia berkonsultasi. Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya menekankan pada : (a). Orientasi individual,(b). Orientasi perkembangan siswa dan(c). Orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.

I.    Kode etik bimbingan dan konseling
Untuk menyatukan pandangan tentang kode etik jabatan berikut ini dikemukakan suatu rumusan dari Winkel (1992):”kode etik jabatan ialah pola ketentuan /aturan /tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar